Testosteron atau juga dikenal dengan
hormon seks, diketahui sangat berperan penting bagi tubuh pria.
Kekurangan hormon seks ini bisa menimbulkan berbagai masalah, mulai dari hilangnya otot hingga impotensi, yang dalam istilah medis dikenal dengan
hipogonadisme.
Hipogonadisme atau male hypogonadism adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak cukup memproduksi testosteron (hormon yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan maskulin dan pengembangan selama masa pubertas) atau memiliki gangguan kemampuan untuk memproduksi sperma, atau keduanya.
Hipogonadisme dapat dimulai selama perkembangan janin, sebelum pubertas atau selama masa dewasa. Tanda dan gejala tergantung pada saat kondisi berkembang. Berikut adalah gejala-gejala hipogonadisme tergantung pada saat terjadinya, seperti dikutip dari Mayo Clinic :
Perkembangan Janin
Jika tubuh tidak menghasilkan cukup testosteron selama perkembangan janin, hasilnya mungkin mengganggu pertumbuhan organ seks eksternal. Tergantung kapan hipogonadisme terjadi dan berapa banyak testosteron yang diproduksi, anak yang secara genetik laki-laki dapat lahir dengan:
- Alat kelamin perempuan
- Alat kelamin ambigu, alat kelaminnya tidak jelas ke laki-laki atau perempuan
- Alat kelamin laki-laki tidak terbentuk sempurna
Masa Pubertas
Hipogonadisme dapat menunda pubertas atau menyebabkan tidak lengkap atau kurangnya perkembangan normal. Hal ini dapat menyebabkan:
- Penurunan pengembangan massa otot
- Kurangnya pendalaman suara
- Gangguan pertumbuhan rambut tubuh
- Gangguan pertumbuhan penis dan testis
- Pertumbuhan berlebihan dari lengan dan kaki dalam kaitannya dengan batang tubuh
- Pengembangan jaringan payudara (gynecomastia)
Masa Dewasa
Pada laki-laki dewasa, hipogonadisme dapat mengubah karakteristik fisik maskulin tertentu dan merusak fungsi reproduksi normal. Tanda dan gejala mungkin termasuk:
- Disfungsi ereksi
- Infertilitas
- Penurunan jenggot dan pertumbuhan rambut tubuh
- Penurunan massa otot
- Pengembangan jaringan payudara (gynecomastia)
- Hilangnya massa tulang (osteoporosis)
Hipogonadisme juga dapat menyebabkan perubahan mental dan emosional. Karena menurunnya testosteron, beberapa pria mungkin mengalami gejala yang mirip dengan menopause pada wanita, antara lain:
- Kelelahan
- Penurunan gairah seks
- Kesulitan berkonsentrasi
- Hot flashes (sensasi panas di dada)
(health.detik.com)
No comments:
Post a Comment