Saturday, January 11, 2014

Berita dan Profil Artis Terkini: Inilah Penyebab Matahari Masih Terang Benderang Meski Sudah Menjelang Malam

Berita dan Profil Artis Terkini
 
50% off Print Subscription of USA Today

Get the news delivered to your doorstep. Lock in the savings and receive USA Today for just $0.75 a day.
From our sponsors
thumbnail Inilah Penyebab Matahari Masih Terang Benderang Meski Sudah Menjelang Malam
Jan 12th 2014, 01:59, by noreply@blogger.com (Opung SlideGossip)

Apa belakangan ini kamu sering melihat matahari masih terang benderang walaupun sudah lewat magrib? Apa yang menyebabkan sekarang ini siang terasa lebih panjang atau lama daripada malam? Jangan kaget, karena mulai dari bulan Januari sampai tanggal 21 Maret 2014 matahari masih akan terlihat meskipun hari sudah menjelang malam. Di jejaring sosial Twitter pun ramai dibicarakan bahwa hingga pukul 18.30, langit di wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan beberapa kota lainnya masih tampak terang.
Beberapa pengguna Twitter sempat membuat guyonan akan fenomena matahari itu dengan mengatakan bahwa Matahari sedang lembur. Ada juga yang mengaitkan fenomena hari ini dengan badai Matahari yang meletup pada Rabu (8/1/2014) dini hari.
"Tumben langit masih terang," demikian kicauan akun milik Zella yang tinggal di Bogor.
"Udah jam setengah tujuh tapi langit masih terang loh," kicau Fitri yang tinggal di Jakarta.
"Mataharinya lembur, jam segini langit masih terang," demikian kicauan Raden yang juga tinggal di Jakarta.
Ada pula yang mengaitkan langit terang di malam hari dengan badai Matahari yang meletup pada Rabu (8/1/2014) dini hari dan membuat peluncuran kargo antariksa Cygnus ditunda. "Ini efek badai Matahari-nya serem amat. Jam segini masih terang," kicau pengguna lain Twitter, Ikhsan.
Profesor riset astrofisika dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional, Thomas Djamaluddin, mengungkapkan bahwa fenomena panjangnya waktu siang dibanding malam itu terkait dengan posisi Matahari.
Matahari mengalami gerak semu tahunan. Pada tanggal 22 Desember 2013, Matahari tepat berada di 23,5 derajat Lintang Selatan. Seiring dengan waktu, Matahari bergerak ke utara. Pada tanggal 21 Maret 2014 nanti, Matahari akan tepat berada di Khatulistiwa.
Normalnya, saat 23 September dan 21 Maret, panjang siang dan malam sama. Namun, sekitar bulan Januari, siang lebih panjang daripada malam. "Matahari tenggelam lebih lambat sementara waktu subuh pun lebih awal," kata Thomas, Kamis (9/1/2014).
Salah satu konsekuensi dari pergerakan semu tahunan itu, kata Thomas, adalah perbedaan durasi waktu antara siang dan malam, walau tidak ekstrem. Hingga beberapa waktu ke depan, siang di Indonesia akan lebih lama daripada malam. Magrib masih terang, sementara waktu subuh beberapa menit lebih awal.
"Ini akan berlangsung sampai 21 Maret mendatang, saat Matahari melintasi ekuator," kata Thomas.
"Tentu saja, semakin mendekati 21 Maret nanti, perbedaan durasi waktu siang dan malam semakin singkat," ujarnya.
Faktor lain yang memengaruhi adalah wilayah Indonesia yang saat ini sedang disinggahi Osilasi Madden Julian yang aktif pada fase penekanan konveksi. "Akibatnya, pembentukan awan berkurang. Matahari tampak terang," kata Thomas.
Terkait dengan pengaruh badai Matahari, Thomas mengatakan, "Tidak ada kaitannya."
(tribunnews.com)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

No comments:

Post a Comment